Monday, January 19, 2009

Rapot

Adalah hal yang wajar ketika aku sudah menyetujui untuk mengajar, sebagai pertanggungjawabanku kepada wali murid yang sudah menitipkan putera puteri mereka kepada ku. Kata bu yuni anak-anak yang luar biasa…



Hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengisi lembar evaluasi. Dengan segala kerendahan hati dan obyektivitas yang tinggi, aku mengerjakan lembaran demi lembaran penilaian itu. Kadang-kadang judeg juga ngeliat angka yang buanyak dan kecil-kecil itu… rasanya mata ini mau loncat keluar karena gak betah lagi… kalo dikartun mungkin akan terlihat mataku ini mberesin koper dan pesen tiket pesawat one way ke bali atau ke pulau komodo untuk liburan sambil liat cowok-cowok keren berjemur… hehehehehehe….

Abis itu, aku harus ngisi data identitas anak-anakku yang cantik, ganteng lucu dan gendut-gendut itu… ngisinya sambil mbayangin anak-anak yang berbadan besar sambil senyum senyum aku jadi ingat harapanku begitu melihat anak-anak masuk, semoga mereka nggak nangis, karena sumpah pasti aku nggak akan kuat nggendong, lagian pasti asma-ku say hello hehehehe…. Terus mindahin penilaian yang tadi ke dalam rapotnya.
Udah selesai ?? Belom bok… aku mesti nggambar untuk cover depan hasil karya anak-anak. Dan tugas yang paling berat adalah menyerahkan rapot itu dan mempertanggungjawabkan isinya sama walimurid…

Seminggu sebelum rapot dibagikan, tugasku sudah selesai, seperti yang aku perkirakan, aku dah gak bisa tidur, perasaan masuk angin terus makanya minta tolong mbak untuk ngerokin dan pastinya bengek sepanjang malam. Haduh haduh….

Dung day pun tiba…
Pagi-pagi udah bangun dan pake inhaler, trus mandi dan berangkat. Mau isi bensin ada aja perkara, dompet ketinggalan, jadi aja aku mesti balik lagi. Sampai disekolah, aku langsung mencari pekerjaan yang bisa mengalihkan perhatianku dari rapotan… semua berjalan dengan sangat lambat, rapatnya lama, orang-orang ngomong dengan slow mode, dan tidak ada lagi yang bisa aku lakukan kecuali menunggu.
Ketika memang harus dibagikan, Alhamdulillah semua tidak seseram yang aku pikirkan. Udah capek-capek bengek, mata sepet dan kulit punggung yang menipis ( karena keseringan minta tolong dikerokin mbak ) toh ternyata aku masih hidup dan baik-baik saja…. Alhamdulillah…

Libur yuuuk…..

No comments:

Karmila oleh Farid Hardja

Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama Dan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita Kau berulangtahun, ku tuang minuman ke dal...