udah pernah ke kantor polisi buat bikin SIM ternyata tidak mengurangi rasa deg-degan yang bergemuruh didadaku. Masya Alloh baru sampai halaman parkir aja jantungku sudah mau copot. Nggak tau kenapa meski punya dokumen lengkap dengkulku suka lemes kalo liat pak polisi. Kata suamiku mukaku keliatan aneh kalo ada polisi, padahal (bukan suaminya budahal looo) polisinya nggak ngapa-ngapain, Cuma berdiri aja dipinggir jalan sambil kadang-kadang tangannya melambai-lambai nyuruh orang buat jalan.. ( gerakan melambai itu kadang terlihat seperti memanggil-ku untuk menepi dan diinterogasi hehehehe…) tapi nggak kok, aku bukan tergolong orang yang phobia sama pak polisi… Cuma aja aku sering mendapatkan kesan buruk tentang pak polisi…
suamiku sudah parkir dan ngerapiin helm kami. Mulailah perjalanan untuk membuat SIM sebagai warga Negara yang baik dan karena males diinterogasi dipinggir jalan. Kami ndak pake jasa calo dan pastinya muka ku udah agak pink karena deg-degan itu tadi… awalnya lancar, ambil formulir kesehatan, langsung dengan cepat tes mata dan selesai dengan membayar Rp.15.000 aja… langkah kedua kami ke bank untuk ambil apa lagi entah, suamiku yang ngurusin ngambil dan maju ke kasir buat bayar-bayar, aku tetep sibuk ngurusin deg-degan yang gak mau mereda ini…
wah ini harus ikut ujian tulis dulu bu, kalo bapaknya langsung foto aja… mati aku… aku memang udah dibilangin sama temen kalo kemungkinan aku harus tes dulu karena SIM-ku kan SIM luar kota, tapi semakin dingin aja tanganku malah ditambah dinginnya kakiku…
ruang tes baru dibuka jam 09.00wib, sekarang baru jam 08.45wib. lamanya ya… 15 menit itu… udah jam 09.10wib ruangan belum dibuka juga, wah pak polisi kok nggak tertib waktu niih, hiburku untuk hati ini sambil mengingatkan bahwa pak polisi juga manusia yang bisa meleset.. suamiku yang lagi antre foto nyuruh aku baca-baca materi ujian yang terpampang didinding, berupa tanda dan rambu-rambu lalu lintas. Wes ta, aku nggak akan konsentrasi mbacanya… jam09.10wib pintu dibuka dan disuruh ngumpulin hasil ujian kesehatan, 15 menit kemudian langsung dipanggil untuk ujian. “yang pake sandal, kaos tidak berkrag silahkan keluar cari pinjaman yang belum ujian, pulpennya disiapkan” yang ini aku aman, ayolah buruan ngerjain soalnya. Gek ndhang, gek mari, gek uwes… emang pada mau apa ngangkat ibu-ibu yang pingsan gara-gara jantungnya loncat gak karuan?
Mulailah briefing, pembagian kursi dan ngerjain soal-soal… cepet banget deh, sampe kayaknya aku nggak tau apa yang aku jawab… hasilnya memang sesuai dengan ketakutanku…. NILAI  :  50, yang artinya TIDAK LULUS duh Gusti, rasanya aku pengen lari pulang nggak usah ada disini lagi… males amat yak… perasaan bloon banget…
Kembali 2 minggu lagi ya bu untuk ngulang ujian SIM… Masya Alloh masa kuat aku kembali lagi kesini buat ujian?
Dengan cepat aku keluar dari ruangan, rasanya aku pengen nyembunyikan kepalaku ke dalam tanah kayak burung onta (tentu saja karena malu, tapi kalo burung onta tentu saja bukan karena gak lulus ujian SIM tapi emang gitu…)
Kata suamiku yang lagi leyeh leyeh sambil nunggu aku, nggak papa bun, besok kesini lagi aja…
Tiiiiidddaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk……
Hari rabu besok aku harus kesana lagi…. Kali ini gak sama suamiku, mudah-mudahan ndak pingsan…. Doakan aku ya….
Sunday, February 1, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Karmila oleh Farid Hardja
Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama Dan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita Kau berulangtahun, ku tuang minuman ke dal...
- 
sepagian sudah aku menghajar hatiku dengan segala lagu yang mungkin menggunggah jiwa hasilnya ...? waah... pastinya butiran2 keajaiban lur...
- 
apa yang kamu lakukan bila kamu melihat paku dijalan sementara dalam beberapa menit lagi seseorang akan melewati jalan itu. meskipun yang le...
- 
kenapa ya susah buat sebagian orang untuk menyatakan perasaannya.. apalagi yang berhubungan dengan menyatakan perasaan bersalah dan kemudia...
 
No comments:
Post a Comment