ketika lahir kita sendirian (kalo ada yan lahir kembar juga sendirian karena toh mereka didalam nggak kenalan, bahkan cenderung rebutan makanan. makanya bayi kembar gedenya nggak sama... lo.. ngelantur)
sama juga ketika kematian datang menjemput, sendirian, nggak bisa neg sama malaikat izroil untuk dimundurkan barang sedetik..
kita tidak bisa memilih di rahim siapa kita dititipkan demikian juga saat kematian datang mengetuk pintu kita tidak bisa memilih sedang melakukan apa.. sedang mencuri kah, sedang memukul kuda dengan pecutnya agar mau jalan atau sedang mengantarkan nasi untuk tetangganya...
tapi bagaimana jika yang dijemput itu adalah seseorang yang berperan dalam mewarnai hidup dan kehidupan kita.
warnanya bukan warna cerah, tapi abu2, hitam..
apa yang kita lakukan, katakan sampaikan pada keluarga yang ditinggalkan? sementara untuk mengingat hasil goresannya didalam hidup kita sudah sedemikian menyakitkan..
diantara dua pilihan yang sulit...?
katakan pada keluarganya semoga ditumbuhkan rasa ikhlas
bisikkan bahwa kita akan menemani mereka dalam menjalankan hidup kedepan...
oooww... come on..
aku tidak se-mulia akhlaq rosululloh tapi aku juga nggak mau seperti setan.. tapi paing gak marilah kita jujur pada apa yang kita rasakan ..
keluarkan ucapan yang sementara waktu hanya bergantung pada ujung tenggorokan kita..
tapi cukupkan hanya sampai disitu.. semakin kita membuka mulut dan menanggapi yang akan keluat adalah ketidaktulusan ..
selamat jalan...
No comments:
Post a Comment