Sunday, December 19, 2010

rumah

sebuah rumah adalah tempat kita kembali dan beristirahat setelah seharian bertebaran dimuka bumi..
capek lelah dan kepenatan bisa terobati bila kita ada dirumah..
lalu apa yang terjadi bila rumah kita tidak lagi tenang ada perasaan gelisah dan perasaan terancam ketika kita pulang..


kebanyakan orang akan langsung mencari apa yang menjadi masalah,
yang menjadikan kita merasa terancam, mengapa ada gelisah
dijamin akan mulai muncul alternatif akar permasalahan.
kemudian (sekali lagi ) pada umumnya orang akan instropeksi diri dan memperbaiki masalah yang mengancam stabilitas perasaan penghuni rumah

persoalan yang muncul akan menjadi tambah rumit jika tidak ada yang mau mengalah, menuding yang lain salah dan menunjuk dadanya sendiri sebagai sumber kebenaran.. repot kan

terlalu banyak menuntut pasangan juga nggak bener, menjadikan dia seorang pribadi yang berbeda juga aneh... lha wong kita menikah dengan orang lain kok .. mau menjadikan orang lain seperti kita.. gak laah...
ketika kita menuntut pasangan untuk menjadi baik, apakah kita sendiri sudah baik..?
bila kita melihat pasangan dari kekurangannya saja, apa kita nggak punya kekurangan..?

kenapa sih kita harus fokus pada perbedaan, fokus pada hal2 yang kecil yang bisa menghalangi kita untuk menjadi lebih baik, lebih bermanfaat bagi mahluk lain...?
kenapa kita nggak mencoba untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan saling menghormati, menjalankan apa yang kita yakini tanpa mengganggu keyakinan orang lain...?
membiarkan mereka melaksanakan keyakinannya tanpa menilai bahwa mereka salah.. karena yang berhak menilai hanyalah Alloh... bukan kita, bukan mahluk.. biarkan Alloh melaksanakan tugasnya sebagai pengatur kehidupan dan penyeimbang dunia, sebagai zat yang menguasai hari pembalasan..
jangan kita mengambil alih tugasnya dengan capek capek menilai orang lain...
mending juga instropeksi diri, berapa anak yatim yang sudah saya kasih makan hari ini, ngajiku sampai mana, pemahamanku sudah betul kah..
sudahkah kita menyampaikan hal yang kita tau pada orang lain..
apakah kita menyampaikan dengan napsu, menyampaikan dengan tambahan lain karena kita punya kepentingan disitu. menyampaikan satu ayat dengan tujuan untuk menekan yang lain... ini sudah menyalahi aturan. menyangka paling betul, padahal ada ayat yang berkaitan yang menerangkan satu ayat dengan ayat yang lain...
waspadalah.. waspadalah...waspadalah...

apa ada pilihan lain selain rumah yang aman nyaman dan tenteram...
tempat istirahat yang damai menyenangkan saling rukun saling menjaga saling menutupi aib...
aku selalu membayangkan rumah yang damai seperti dirumahku ini untuk dibagi ke orang lain yang belum memilikinya...

rumahku mungkin belum memenuhi kriteria aman tentra damai dan menyenangkan secara utuh, karena kesempurnaan hanya milik Alloh..
tapi didalam rumahku jelas tugas posisi dan tanggungjawabnya sehingga kami sama2 merasa punya tanggungjawab untuk dapat saling menjaga perasaan melaksanakan kewajiban dan saling mengingatkan untuk mendapatkan hak yang sudah seharusnya kami miliki.

apalah susahnya mengambilkan makanan meski bukan kita yang masak
menemaninya ketika bercerita, tertawa bersama saling mengecup ketika berpamitan, mengambilkan minum..
setinggi apapun kedudukanmu, rendahkan suaramu ketika kita berada dihadapan suami, manusia yang mengambil kewajiban orangtua wanita untuk menjaga dan mempertanggungjawabkan setiap langkah kita..

ada gerakan menghormati ibu...
ayo kita adakan gerakan sayang suami gerakan nggak cuma diperingati sehari tapi sepanjang hidup kita, karena dialah manusia yang mau mengorbankan dirinya untuk mempertanggungjawabkan kehidupan kita...!!!

No comments:

Karmila oleh Farid Hardja

Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama Dan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita Kau berulangtahun, ku tuang minuman ke dal...