![]() |
| putri kecilku yang ayu... ^^ |
setiap anak dilahirkan berbeda
punya sesuatu yang disimpannya sendiri
berupa bakat dan tentu saja minat
kalimat klise itu sudah disuguhkan pada saya
sejak masuk kuliah sebagai makanan pokok
sampai lulus kuliah dan ngajar pertama kali
kembali saya diingatkan untuk menggenggam teori tadi
dengan erat dan menerapkan nya
dalam menghadapi anak
berbeda perlakuan saya pada anak yang senang bergerak
berbeda pula tampilan pemberitahuan saya
pada anak yang terbiasa duduk manis
berbeda penyajian bagi anak yang suka angka
berbeda pula suara saya pada anak yang suka bercerita
karena secara pribadi,
saya pun berbeda,
saya lemah bila berhadapan dengan angka
pingsan laah kalau dengar mengenai angka dan rumus
tapi bila saya dihadapkan dengan buku,
tulisan, puisi, karangan, dan sejenisnya
saya tidak akan pernah ragu untuk melahapnya
dan bisa saya telan tanpa berpikir panjang
saya menyukai verbal linguistik,
bercerita dalam tulisan
mendengarkan dengan empati
menyediakan bahu untuk bersandar
bahkan lebih dari itu saya bisa
memberikan alternatif penyelesaian
bagi teman yang membutuhkan saya
untuk menjadi sekedar bahu
saya kurang bisa bergaul dengan angka
tapi saya bisa berkasih sayang dengan tulisan
dan saya bisa berempati tanpa pretensi dengan orang lain
saya bukan orang yang ahli berbicara di muka umum
tapi saya sangat mampu mengurus kelompok kecil saya
dan sekarang putri saya
yang sedang menghadapi ujian nasionalnya
untuk pertama kali
terlihat terseok di pelajaran angka2nya
sedangkan ketika ia mengerjakan soal yang berbau verbal
bisa ia kerjakan dengan santai dan damai
50 soal hanya salah maksimal 5 soal
lumayanlah...
ketika ia buat puisi cukup keren
ketika ia menulis essay bisa dipahami maksudnya
saya ambil kesimpulan cepat saja
bahwa putri saya termasuk yang verbal linguistik
seperti ibu nya
dan saya tidak menyalahkannya untuk itu
karena didalam darahnya mengalir darah saya
tapi tidak mungkin juga saya menghalanginya untuk
mempelajari angka
melindunginya dari luka ketidaksukaan pada angka
menyuruhnya menekuni sesuatu yang saya sendiri lemah
disisi lain
saya belum menemukan cara efektif untuk
memisahkan harapan dan kenyataan
bahwa suatu saat di suatu tempat saya akan menemukan
sebuah lembaga yang bisa menyalurkan bakat dan minat
putri kecil saya
yang ingin menyalurkan kebahasaannya
meski angka nya juga penting...
toh tidak semua orang ingin jadi pilot
tidak semua anak ingin jadi dokter
atau arsitek
atau apalah yang mengedepankan angka sebagai syarat utama
putri kecilku hanya ingin bisa
punya toko coklat
yang ia buat sendiri
ia pingin bisa membuat coklat yang imut-imut
pastinya membutuhkan angka
berapa campuran ini dan itu
tapi tidak banyak kan..
putri kecilku juga pingin bisa
utak atik komputer atau gadget
sesuatu yang pastinya juga turun dari aku
nduk,
bunda ndak bisa menyuruhmu untuk menyerah
karena ini adalah bagian dari perjalanan hidup
bunda ndak bisa menyuruh kamu berhenti
dan menjauh
karena ini adalah syarat untuk kamu bisa
melanjutkan pendidikan
bunda pun belum bisa mencarikan sebuah tempat yang nyaman untuk kamu berekspresi dan bereksperimen
pada hal-hal yang kamu suka dan inginkan
maafkan bunda ya sayang...
bunda hanya bisa berharap dan berdoa
meminta pada Yang Maha Menguasai langit dan bumi
agar kamu bisa melewati bagian ini dengan selamat
bunda sayang kakak...
sabar ya nak...
pasti ada jalan

No comments:
Post a Comment